BARBARETO.com – Hari perempuan sedunia atau International Women’s Day merupakan perayaan yang didedikasikan untuk seluruh perempuan di dunia. Perayaan ini, diselenggarakan setahun sekali pada setiap tanggal 8 maret dan dapat dijadikan panggung untuk perempuan bersuara.
Bertemakan Kepemimpinan Perempuan Dalam Mewujudkan Pembangunan yang Inklusif, Lombok Research Center (LRC) menggelar acara talk show sebagai rantai panjang dari program inklusi.
Acara ini, sekaligus menjadi ajang pembuktian bahwa potensi perempuan tidak hanya berperan membuat gagasan namun perempuan memiliki pengaruh besar dalam membentuk lingkungan yang inklusif.
“Talk show hari ini untuk ditunjukkan kepada para perempuan bahwa pemimpin dan kepemimpinan dimulai oleh diri dan diterapkan diberbagai sektor yang digeluti,” ujar Baiq Titis Yulianty selaku koordinator program di Yayasan LRC.
Berlokasi di Pendopo Bupati Lombok Timur, Kota Selong, Lombok Timur Nusa Tenggara Barat yang diselenggarakan pada hari sabtu (11/03/2023), mendapat atensi dari berbagai kelompok masyarakat. Dihadiri oleh DPRD, Bupati, Organisasi Perempuan Lombok Timur, Dharmawanita Rutges, dan beberapa kelompok yang peduli terhadap peran serta perempuan dalam membangun hubungan sosial-budaya masyarakat di Lombok Timur.
Hadir pula Ketua Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) yang berfokus pada pertukaran pengetahuan tentang program pembangunan di Kawasan Timur Indonesia. Sebagai mitra LRC dalam menyuarakan program inklusi, Ketua BaKTI Muhammad Yusron Laitufa menyampaikan bahwa segala kebijakan terkait perempuan haruslah melibatkan peran serta perempuan,
“Kalau mau memutuskan sesuatu tentang perempuan harus melibatkan perempuan sebab mereka lebih paham permasalahan dan kebutuhannya,” tutur Yusron.
Segala kebijakan tentang perempuan tidak bisa mencapai hasil maksimal bila penyusunannya hanya diambil dari perspektif lelaki. Perempuan lebih mengetahui kebutuhan untuk dirinya sendiri dan lebih memahami capaian yang ingin diraih.
Pada kesempatan ini pula, Baiq Hairani yang terjaring dalam kelompok Dharmawanita Rutges menyampaikan pendapat tentang perlunya perempuan untuk bersuara mengungkapkan aspirasinya,
“Sebagai perempuan jangan pernah takut bersuara dalam ruang-ruang publik,” tuturnya.
Sebagai salah satu tokoh muda yang bergelut dalam pemberdayaan perempuan. Menurutnya perempuan tidak hanya dilahirkan untuk mengabdi kepada lelaki. Perempuan bukan manusia kelas kedua yang tugasnya melayani, tetapi perempuan juga adalah sama dengan lelaki yang perlu mengekspresikan diri dan berbicara tentang hak-haknya.
Follow kami di Google News