barbareto.com | Jakarta – Menteri sosial Tri Rismaharini akan menghapus program elektronik warung gotong royong atau yang dikenal dengan e-warong. Alasannya, karena Ia menemukan fakta adanya Keluarga Penerima Manfaat (KPM) penerima Bantuan Sosial (Bansos) terkesan dipaksa untuk membeli sembako dengan harga yang sangat tinggi.
“Saya mohon izin untuk e-warong akan saya hapus,” ucapnya pada rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI, pada senin lalu dikutip melalui cnnindonesia.com (28/5/21)
Risma menyebut, “permainan” harga yang dijalankan oleh beberapa e-warong temuannya itu karena terbatasanya tempat KPM untuk membelanjakan dana Bansos ketika di lapangan.
Bahkan Ia beberapa kali menemukan skema harga yang tinggi itu ketika meninjau di lapangan secara langsung. Contohnya salah satu e-warong di Solo ada yang menjual telur dengan harga Rp27 ribu per kg.
Ketika ditanya alasan harga telur begitu mahal, kata Risma penjual mengaku mendapat harga tinggi dari pemasok atau supllier. Namun, hanya tiga meter dari e-warong itu, Risma menemukan penjual lainnya yang hanya membanderol harga telur Rp18.500 per kg.
Artinya, Risma menilai masih banyak masyarakat miskin yang membeli sembako dengan harga selangit, maka dari itu Ia berencana membuka lebih luas lagi jangkauan KPM supaya tidak mendapatkan permainan harga yang begitu tinggi.
Kendati demikian, Ia dalam waktu dekat ini telah menyiapkan skenario agar KPM bisa berbelanja dimana saja hanya dengan menggunakan telepon genggam miliknya.
“Ini artinya orang miskin membeli lebih mahal karena kita menetapkan di tempat itu lah harus dibeli,” terang Mensos Risma. (gok)