barbareto.com | Lombok Timur – Momentum Lebaran Ketupat menjadi alasan utama penutupan semua destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Karena pada momen tersebut biasanya warga akan mengadakan liburan, yang tentu akan menimbulkan kerumunan di tempat-tempat wisata.
“Kamis itu Lebaran Topat (Ketupat dalam bahasa sasak – red), kemudian Jum’at itu hari pendek, maka ketika sabtu dan minggu itu wekeend,” ucap H. M. Juaini Taofik, Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Timur. (20/5/21)
Kebijakan tersebut diambil menurutnya karena ada intervensi juga dari pemerintah pusat. Hal itu tampak jelas dengan adanya sistem buka tutup yang dijalankan oleh pemerintah.
“Kalau ekonomi normal maka tekan lagi kesehatan, jika kesehatan mulai normal maka buka lagi ekonominya,” imbuhnya.
Dia mengingatkan, hukum tertinggi pada saat pandemi yakni kesehatan. Melihat di NTB sendiri saat ini masih termasuk 10 Provinsi yang penanganan Covidnya belum bisa terkendali secara maksimal.
“Karena itulah dibutuhkan intervensi yang masif, salah satunya dengan menutup tempat wisata pada momentum Lebaran Ketupat ini. Bayangkan saja kalau tempat wisata tidak ditutup, maka banyak yang akan terangsang untuk pergi berwisata juga,” jelasnya.
Menurutnya dalam rangka mencegah penularan Covid-19 di Lotim ini, ada satu kata kunci yakni mencegah kerumunan di tengah masyarakat.
“Satu kata kuncinya, mengurangi mobilitas masyarakat khususnya dalam momentum-momentum kalau tidak Covid ini memang tidak bisa kita hindari,” terangnya.
Seperti Ia menyebut saat ini banyak masyarakat yang ingin liburan, dengan wilayah Lotim yang berkategori zona kuning. Dalam hal ini Pemda Lotim harus bijaksana dalam mengambil keputusan. Sebelumnya wisata di Lotim tetap dibuka, namun dengan menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) yang ketat berupa pembatasan kunjungan wisatawan.
“Namun berdasarkan pengalaman pertama itu ibarat gelembung, di sini ditutup kemudian ada yang dibuka. Maka pindah lagi ke tempat yang dibuka,” tuturnya.
Oleh sebab itulah, kata Sekda di seluruh wilayah NTB ini aturan untuk penutupan tempat wisata itu berlaku merata. Baik yang zona kuning, merah, ataupun oranye.
Sebab dirinya kembali menegaskan bahwa kunci dari pencegahan Covid-19 itu ialah mengurangi mobilitas penduduk. Karena keramaian itulah yang menjadi peluang penularan Covid-19 secara masif. (gok)