BARBARETO.com – Setelah melakukan diskusi terkait dengan prgres program yang dilakukan oleh Lombok research Center (LRC) periode Januari-Maret 2023. Rombongan dari INKLUSI bersama BaKTI langsung berkunjung ke lokasi binaan Kelompok Konstituen (KK) pada Senin, 13 Maret 2023. Desa yang dikunjungi kali ini yaitu desa yang berlokasi di Kecamatan Masbagik yakni Desa Lendang Nangka Utara. Dalam kunjungan ini BaKTI dan Tim LRC ingin mengetahui perkembangan Kelompok Konstituen yang sudah dibentuk di Desa Lendang Nangka Utara terkait program dan bagaimana mereka menjalankanya, kendala yang dialami, dan terkait capaian yang sudah diraih. Baik dari Bakti atau LRC menginginkan agar capaian dan program yang dilakukan oleh Kelompok Konstituen di Desa Lendang Nangka Utara ini bisa menjadi replika yang nantinya bisa dicontoh oleh kelompok konstituen atau masyarakat di tempat lain.
“Memang kelompok konstituen belum melakukan sesuatu secara fisik tapi lebih secara moral misalnya saat terjadi kasus kekerasan, pernikahan anak dan KDRT mereka bisa memberikan perlindungan bagi korban dan mediasi. Tetapi pelan-pelan ini akan kita ubah dan kekurangannya bisa kita jembatani dan dikomunikasikan dari desa ke kecamatan hingga ke kabupaten. Dengan begitu, desa akan memiliki otoritas untuk meningkatkan potensi dan sumber daya yang ada,” ungkap Muhammad Yusron Laiputa selaku Drektur Bakti.
Selain masalah disabilitas, lansia dan pernikahan anak, salah satu masalah yang cukup besar di Lendang Nangka Utara ini adalah banyaknya jumlah perempuan miskin, baik perempuan kepala keluarga (single parent) dan yang sudah berkeluarga, bahkan usianya terbilang muda, yakni usia 40 tahun ke bawah. Jadi, ini yang harus menjadi perhatian bagi semua orang, baik pemerintah desa atau pemerintah daerah agar bisa memberikan dukungannya untuk memajukan pembangunan bagi perempuan dari sisi ekonomi.
“Menurut data dari teman-teman kelompok konstituen masalah paling banyak yang dialami perempuan di Desa Lendang Nangka Utara ini adalah kemiskinan, yang tak hanya dialami lansia tapi usianya 40an ke bawah. Makanya kemiskinan ini butuh solusi untuk memutus rantai kemiskinan di masa depan,” tambah Titis Yulianty manager program LRC.
Kegiatan ini juga disambut baik oleh Kepala Desa Lendang Nangka Utara yang sementara ini diisi oleh Kepala Kecamatan Masbagik, Agus Safandi. Beliau sangat mendukung semua program Kelompok Konstituen yang ditenggarai oleh Bakti dan LRC, terlebih untuk pemberdayaan masyarakatnya karena di sana masih banyak sekali potensi sumber daya alam, berupa hasil pertanian atau perkebunan yang bisa diindustrialisasi di Desa Lendang Nangka Utara, misalnya nanas, kopi dan durian Bangkok. Namun, karena kurangnya SDM sehingga hasil produksi masih belum maksimal.
“Desa Lendang Nangka Utara ini menjadi salah satu penghasil nanas terbesar di Masbagik, bahkan sudah banyak peminatnya di NTB, sayangnya nanas yang dipanen tidak sampai pada tahap pengolahan atau diproduksi menjadi makanan lainnya, jadi nanas yang sudah rusak itu dibuang begitu saja. Mungkin masyarakat butuh edukasi soal itu,” kata Agus Safandi.
Menanggapi hal ini Direktur Bakti, Muhammad Yusron Laitupa akan mengusahakan agar pengelolaan pangan, peternakan dan hasil pertanian lainnya di Desa Lendang Nangka Utara bisa lebih dimajukan, baik dari segi kualitas atau kuantitasnya. Sehingga potensi desa benar-benar bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
“Nanti kami akan usahakan untuk membantu memaksimalkan potensi sumber daya alam di sini, kami juga melakukan kerjasama dengan kampus UGM, dan mereka akan mengirimkan mahasiswa KKN UGM ke Desa Lendang Nangka Utara, nanti mereka yang akan memberikan pelatihan terkait cara pengemasan makanan agar lebih awet ataun pengolahannya,” tuturnya.
Mengingat potensi Desa yang begitu besar di Lendang Nangka Utara, maka ini tidak bisa berjalan kalau hanya dilakukan oleh individu atau sekelompok orang saja. Harus ada desa yang menaungi, sehingga peran Bumdes sangat erat kaitannya untuk memajukan potensi desa.
“Kalau hanya indvidu saja yang gerak atau terbatas pada usaha keluarga, ini akan sulit untuk meningkatkan perekonomian di sini. Butuh otoritas yang menaungi, makanya peran Bumdes harus lebih dimaksimalkan, jadi took-toko besar itu tidak perlu ambil produk ke masyarakat tapi langsung berurusan dengan Bumdes,” tutup Yusron.
Follow kami di Google News