21.2 C
Lombok
Jumat, Oktober 25, 2024

Buy now

“PR” di Ulang Tahun 126 Lombok Timur

barbareto.com | Opini – Pada tanggal 31 agustus 2021 kemarin, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) memperingati hari jadinya yang ke-126 tahun. Di usia yang lebih satu abad ini, banyak capaian pembangunan dan Pekerjaan Rumah (PR) yang belum terselesaikan.

Diawal tulisan ini kita akan cobe membuka beberapa capaian dan klaim pembangunan dari pemimpin saat ini yaitu Bapak Sukiman-Rumaksi (SUKMA).

Di beranda-beranda media online dan media sosial, beberapa bulan ini kita akan disajikan oleh klaim pembangunan yang dianggap berhasil oleh pasangan pemimpin Sukiman-Rumaksi. Yang pertama yaitu dengan masuknya Desa Tete Batu menjadi perwakilan Indonesia di ajang pariwisata Dunia yaitu Acara yang digelar tahunan oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO) ini merupakan ajang bergengsi di dunia pariwisata dunia. 

Apalagi dengan hadirnya secara virtual Menteri Pariwisata dalam acara pelantikan Kepala Desa se-Lombok Timur pada saat acara perayaan hari jadi Lombok Timur. Kehadiran menteri Pariwisata sekaligus memberikan energi baru bagi Lombok Timur. 

The World Tourism Organization (UNWTO) meramalkan bahwa ke depan pasca Covid-19 pertumbuhan pariwisata domestik akan lebih dulu stabil dibandingkan dengan pariwisata internasional. Untuk itu, Lombok Research Center (LRC) berharap tata kelola desa wisata yang ada di seluruh wilayah Lombok Timur lebih ditingkatkan, karena akan menguntungkan masyarakat pedesaan yang menjadi lokasi desa wisata. Apabila hal ini dapat dipraktekkan maka, akan menjaga mata pencaharian masyarakat yang tentunya akan berdampak terhadap peningkatan ekonomi lokal.

Dari jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2019 yang lalu yaitu sebanyak 3,7 Juta pengunjung. Hanya 1 persen saja yang datang ke Lombok Timur. Ini menimbulkan banyak pertanyaan. Yang lebih ekstrem bisa kita katakan bahwa Pemerintah Daerah Lombok Timur tidak pernah bekerja sama sekali dalam menunjang pembangunan pariwisata. Hal ini, di kuatkan lagi dengan anggaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah daerah Lombok Timur dalam bidang pariwisata tidak pernah sampai 1 persen dari total anggaran belanja daerah. Lalu apa yang harus dibanggakan?.

Kesehatan Dasar

Di dalam bidang kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan di Kabupaten Lombok Timur. Ada beberapa pelayanan dasar yang memang mencapai target, bahkan melebihi dari target. Seperti Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil yang mencapai 104,91 persen.  Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin mencapai 106,06 persen dan Pelayanan Kesehatan pada Bayi Baru Lahir sudah mencapai 106,22 persen. 

Namun ada juga yang menjadi pekerjaan rumah kita yang masih harus memerlukan kolaborasi bersama dalam memecahkannya. Dikarenakan ini menyangkut generasi bangsa dan penerus bangsa. Permasalahan stunting dan gizi buruk yang ada di Lombok Timur masih terbilang cukup tinggi. Yaitu masih berada pada angka dua digit. 

Baca Juga :  Ini Manfaat Kesetiaan Meskipun Masih Pacaran

Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Anak (AKB) serta stunting di Lombok Timur (Lotim) masih menempati peringkat tertinggi se-NTB. Jumlah kasus AKB di Lotim mencapai 171 dari 516 kematian di Provinsi NTB. Sementara AKI maternal angkanya mencapai 29 kasus dari 97 kasus di Provinsi NTB. Tiga persoalan besar di sektor kesehatan itu menjadi persoalan besar di Lotim.

Terkait kondisi ini bupati menegaskan dalam beberapa kali pertemuan penting bersama para stakeholder, Pemkab Lotim berkomitmen untuk menekan AKI, AKB dan stunting. Di bawah pimpinannya Sukiman-Rumaksi, pihaknya mengupayakan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lotim yang saat ini masih berada di posisi ke-8 dari 10 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi NTB. 

Salah satu upaya yang menjadi bagian dari komitmen pemerintah adalah melakukan digitalisasi kesehatan dalam upaya menurunkan AKI, AKB dan stunting. Bupati memastikan tahun 2021, pada anggaran perubahan mendatang, program penanganan kesehatan khususnya penekanan AKI, AKB dan stunting ini akan diadikan prioritas. 

Diharapkan, saat diprioritaskan, maka kasus AKI, AKB, dan stunting bisa diturunkan lebih signifikan. Dan saat ini dalam tahap pembahasan anggaran perubahan. Penulis belum melihat keseriusan Pemerintah Daerah dalam hal kebijakan anggaran untuk kasus ini. Atau apakah hanya sebatas wacana saja?.

Memang di hari ulang tahun yang ke-126 ini, Lombok Timur juga mendapatkan angin segar dengan memperoleh penghargaan dalam bidang pengelolaan Posyandu. Hanya Lombok Timur yang mampu menjadikan Posyandunya menjadi Posyandu Keluarga. Jadi 100 persen Posyandu yang ada di Lombok Timur ini sudah naik kelas. 

Namun ini juga menjadi catatan penting kita. Sejak tahun 2020 yang lalu, semua aktivitas Posyandu di seluruh Indonesia berhenti sementara dikarenakan dengan adanya wabah Covid-19. Namun, anehnya di Lombok Timur ini dengan adanya pembatasan kegiatan Posyandu malah bisa menaikkan level Posyandunya menjadi Posyandu Keluarga, 100 persen lagi. Ini capaian yang cukup luar biasa. Dan sudah sepantasnya Kabupaten seluruh Indonesia belajar ke Lombok Timur.

Infrastruktur Dasar

Di bidang infrastruktur, dari total panjang ruas jalan kabupaten yang tersebar di 21 kecamatan 1.018.835 Km yang terbagi dalam 365 ruas jalan. Masih sekitar 300-an Km yang masih belum dikerjakan sampai tahun 2021 ini. Belum lagi dengan perbaikan jalan yang harus dilakukan jumlah anggaran minimal 20 miliar untuk melakukan perawatan dan perbaikan setiap tahunnya.

Untuk pelayanan dasar lainnya seperti air bersih masih meninggalkan beberapa catatan yang cukup penting. Setiap tahun Pemerintah menggelontorkan anggaran tidak kurang dari 10 miliar dalam melakukan penyaluran air bersih. Pada tahun 2020 yang lalu 15 Kecamatan dari 21 Kecamatan di Lombok Timur mengalami kekeringan. Apakah kebijakan dalam bentuk penyaluran air bersih saja yang akan dilakukan? Kita akan menanti janji Bapak Bupati dalam bidang air bersih ini di tahun 2021.

Baca Juga :  Setelah Berkarya 25 Tahun, Band Naif Akhirnya Bubar

Selentingan kabar penulis dapatkan informasi bahwa pada tahun 2021 ini pemerintah Daerah melakukan pinjaman kepada PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan PT. Bank NTB Syariah untuk mengerjakan proyek infrastruktur dalam bidang air bersih. Itu bentuk komitment Pemerintah Daerah. Akan tetapi dalam analisa kebijakan anggaran yang dilakukan oleh Lombok Research Center (LRC) menemukan beberapa kebijakan yang hanya setengah-setengah.

Kenapa penulis mengatakan setengah-setengah?. Dalam bidang infrastruktur, di gelontorkan anggaran yang cukup besar yaitu sekitar 90 miliar untuk program perpipaan dan irigasi. Namun dalam bidang pelestarian sumber-sumber mata air pada tahun 2021 ini tidak ada anggaran sama sekali. Atau bisa kita katakan 0 (nol) rupiah.

Ini menunjukkan perencanan dalam bidang pengelolaan sumber daya air di Lombok Timur masih tersekat-sekat. Untuk itu Lombok Timur kedepannya membutuhkan sebuah perencanaan yang matang dalam melakukan program khususnya terkait dengan sumber daya air ini. Dikarenakan permasalahan ini merupakan permasalahan dasar dan permasalahan yang sudah ada sejak rezim-rezim yang lalu. Jangan hanya pengelolaan sumber daya air ini dijadikan komoditi politik saja. 

Pertumbuhan Ekonomi

Di tahun 2020 yang lalu, kita juga diberikan energi baru dengan berhasilnya Lombok Timur menjaga stabilitas ekonominya. Dari semua Kabupaten yang ada di NTB, hanya Lombok Timur yang mampu menjaga stabilitas ekonominya dan itu terbaik, walaupun minus 3 persen.

Pertumbuhan ekonomi yang bagus itu dikarenakan dengan potensi unggulan yang dimiliki oleh Lombok Timur yaitu bidang pertanian. Sektor ini menyumbang PDRB yang paling tinggi bagi Lombok Timur yaitu 27 persen.

Untuk itu, sudah sepantasnya Sukiman-Rumaksi menjadikan seKtor ini menjadi seKtor prioritas dalam bidang kebijakan anggaran. Namun, sejak awal pemerintahan Sukiman-Rumaksi, bidang pertanian tidak pernah mendapatkan anggaran sampai 5 persen.

Sehingga penulis menyarankan, jika Lombok Timur ingin lebih maju lagi, harus ada perencanaan pembangunan yang berdasarkan kepada potensi lokal. Mana yang memberikan kontribusi besar harus diperhatikan. Jangan melakukan pembangunan hanya berdasarkan asumsi. Sehingga akan dihasilkan model pembangunan berdasarkan keinginan bukan kebutuhan.

Penulis adalah Peneliti Lombok Research Center (LRC)

Barbareto
Barbareto
Informatif dan Menginspirasi

Related Articles

Stay Connected

2,593FansSuka
344PengikutMengikuti
112PengikutMengikuti
- Advertisement -

Latest Articles